Blogger templates

Rabu, 08 Februari 2012

KEMATIAN.

Februari tanggal 8 2011 sekitar pukul satu kurang sepuluh menit salah satu anggota keluargaku di panggil menghadap kehadirat-NYA. Kehidupan yang di alami di dunia serta segala ujiannya telash sampai pada akhirnya ALLAH.SWT, telah menetapkan bahwah semua yang bernyawa pasti akan merasakan mati, tak perduli dia itu kaya atau miskin, punya jabatan tinggi atau tidak punya jabatan semua pasti akan mati.

Aku memanggilnya Opu Ati panggilan yang sopan buat orang yang di tuakan dalam lingkungan keluarga, tapi terkadang aku juga memanggilnya dengan "Nenek Ati". Opu ati adalah Ibu dari ibuku, Opu ati menikah dengan seorang pria bernama Muhammmad Saleh Dg. Mabani lebih di kenal dengan pangilan Udstas sebab dia adalah satu satu tokoh agama di kampungku. Abba aku biasa memanggil kakeku, lebih dulu di panggil yang kuasa ke sisi-NYA, penyakit susah buang air kecil yang deritanya selama dua bulan sebelum kematiannya membuat Abba'ku sangat menderita, tapi Allah.SWT lebih sayang padanya dan semoga Dia Tenang di sisi-NYA, Amin.

Dari pernikahan Muhammad Saleh Dg. Mabani dan Dg. riati mereka memiliki keturunan enam orang anak yaitu, M. Amin, Nurhana, M. Sahabu, M. Hasan, Abdul Rahman Saleh, SH, MM, M. Saleh (Dg. Amin), Nur Hiddink (Hiddink), Ibuku adalah salah satu dari hasil pernikahan mereka sebab ibuku adalah satu-satunya anak wanita yang pasangan ini lahirkan. Sungguh sangat menyesal aku tak dapat ada disisinya saat dia meninggal, sebab pekerjaan mengharuskan aku jauh dari keluarga cinta dan sahabat, Kalimantan Selatan adalah tempat domisiku sekarang, aku bekerja  di perusahaan yang bergerak di Bidang Konstruksi spesial Marin Civil Contruction.

Nenek Ati aku lebih senang memangilnya, sangat pandai membuat kue-kue traditional, seperti bolu yang tak pakai mentega, doko-doko(dalam bahasa daerah) adalah pisang yang bungkus dengan daun pisang tapi di lapisi tepung. Sejak kelas 3 SD saya sudah ikut tinggal dengan nenek ati, waktu saya masih di SD saya sering menemani nenek ati mencuci dan mengambil air minum di sungai ada ada di dekat rumah saya, saat itu sungainya masih bersih belum ada pencemaran seperti sekarang. Kebiasaan nenek kita dahulu itu membuat sumur kecil di pinggiran sungai lebar sumurnya sekirat 60 cm dan salamnya sekitar 30 cm, kami menyebutnya sumur kecil mungkin karna sumurnya yang kecil. Cara membuatnyapun mudah tak perlu memerlukan tenaga yang banyak cukup mengali dengan bantuan timba atau bisa juga mengunakan tangan kita sendiri, kemudian setelah air sudah cukup banyak di tempat kita mengali barulah kita berikan kerikil-kerikil kecil disekeliling sumur tersebut yang berfungsi untuk menyaring kotoran masukut melalui celah-celah batu. Maklum kita membuat sumur itu di pinggiran sungai yang masih menjadi daerah aliran sungai, jadi otomatis tak perlu mengali terlalu dalam kita sudah mendapatkan air. Setelah beberapa jam di kuras air yang kotor dari sisa pengalian kini semakin berkurang yang nampak sekarang air jernih, yang konon kabarnya air ini dapat menyembuhkan penyakit rematik.


Nenek Ati'ku tak bisa minum dari air yang di ambil dari sumur tanah walupun air itu sudah didihkan agar terbebas dari bakteri sebab airnya terasa kurang enak buat tengorongan dia, dia lebih senang meminum air dari sumur sungai walaupun harus bersusah payah mengambilnya, bayangkan jarak antara rumah'ku dengan sumur sungai sekitar 500 meter, dengan jarak yang seperti itu nenek'ku harus menenteng jerigen yang berukuran 15 liter di tangang kiri dan kanannya, bukan hal yang mudah buat dia apalagi umurnya yang sudah tak muda lagi. Tapi demi menikmati rasa air sumur sungai tersebut dia rela melakukan hal tersebut dan karna hal itu juga aku akhirnya terbiasa mengkomsumsi air dari sumur sungai tersebut, jadilah rutinitas kami berdua setiap ke sungai wajib menenteng jerigen ukuran 25 liter. hampir enam tahun lama hal ini aku lakukan sampai saat pembalakan liar menghancurkan keindahan sungai'ku, saat banjir bandang datang sungai tercemar dengan berbagai kotoran di tambah lagi dengan endapan lumpur jangankan buat minum mandi saja sudah tidak layak di gunakan. Apalagi teknologi penyulingan air sudah masuk ke desa'ku, yang di lebih di kenal dengan air galon sebab air minum di kemas dalam bentuk Galon yang berisi 20 liter air. Dengan sistem strilisasi mengunakan UV (ultra Violet) dan sistem penyaringan 3 Tabung membuat air galon dapat di komsumsi tanpa harus di didihkan dulu, tapi hal itu belum menjamin apakah bakteri E-coli tidak terdapat dalam air tersebut apalagi jika merek air galon tidak terdaftar pada BPOM.


Opu nenek Ati, kini sangat sayang terhadap cucunya, walaupun dalam kondisi sakit terkadang jika cucunya ingin makan kue buatannya dia akan berusaha membuatkannya demi membahagiakan cucunya, salah satu potret nenek'ku yang tak mungkin kulupakan dan kadang saat malam datang dia menceritakan kisah hidupnya saat di pengungsian akibat adanya pemberontakan di Luwu saat ini, Opu nenek'ku harus hidup di tengah hutan makan seadanya hingga akhirnya dia tak dapat bersekolah, tapi walaupun pendidikannya tidak tamat SR (Sekolah Rakyat) sebutan untuk SD pada jaman perjuangan, tetapi suri tauladan yang di sampaikan lewat perbuatan dan petuah-petuah bijaknya yang selalu mengingatkan saya padanya salah satu pesannya bahwah jangan sama sekali melalaikan Sholat dan jangan suka tidur pagi, sesudah sholat subuh ada baiknya kalian ngak usah tidur dan sering Opu nenek'ku sampaikan bahwah jika kita bangun siang rejekinya dan jodoh sudah di makan ayam, karna ayam lebih dulu bangun di banding saya, kadang saya tertawa memikirkan hal itu apa hubungannya ayam dengan rejeki. Bukankah Alla.SWT, telah membagi dengan adil rejeki kepada semua mahluk ciptaa-Nya, tanpa pandang bulu tergantung usaha setiap ciptaannya untuk mendapatkan rejeki.


Opu nenek'ku juga paling jago masak, semua masakan tradisional yang ada hubungannya dengan ikan dia tahu, mulai dari, masak parede, ikan bakar, dan ada juga bugalu wow dia paling jago dan ada satu kesukaan nenek'ku yang tidak bisa ia tinggalkan sampai Sang Khalik menjemputnya yaitu minum Teh manis, hampir tiga kali setiap harinya dan bahkan lebih dia harus minum teh ada cucu kesayangannya yang setia membuatkannya teh manis, Andi Apriani yang dia panggil denga sebutan mani, nama kecil dari andi apriani. Opu nenek'ku bisa merasa tidak di perhatikan jika kita telat membuatkannya teh manis jika sudah waktunya di minum teh manis, terkadang dia sampai mengeluarkan suara yang agak nyaring agar mani tahu bahwah dia sudah sangat ingin minum teh manis. Sejak Suami terncintanya meninggal Opu nenek'ku seakan kehilangan sebagian jiwanya, kadang untuk menghilangkan kerinduannya sama suami tercinta dia meminta mani ataupun saya untuk mengambilkan sebuah bingkai yang di dalamnya ada foto Suaminya tercinta nenek'ku abba.


Sebulan sejak Sang suami dipanggil kehadirat-Nya, Opu nenek'ku terserang stoke sebab tubuh rentanya tak mampu lagi mengendalikan kolesterol dalam darahnya sehingga menumpuk pada satu titik pembuluh darah hingga akhirnya pecah yang mengakibatkan kelumpuhan. bagian sebelah kiri dari badannya lumpu total, kadang aku merasa bersalah tidak menjaga makanan yang sehat buat Opu nenek'ku tapi karna aku sebagai cucu atau anaknya tak ingin menolak keinginannya sebab takut nantinya dia merasa tak di perhatikan lagi sebab ada sebuah buku yang saya baca bahwah usia dia atas 60 adalah masa dimana kita kembali seperti anak kecil lagi yang kadang sensitif terhadap beberapa hal, termasuk jika keinginan tidak terpenuhi, biasanya menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan seperti dia merasa tidak di perhatikan lagi atau merasa dia sudah tua jadi tidak ada manfaatnya lagi atau hal-hal lain yang kadang dalam pikiran kita tidak ada di benak dia ada.


Sudah hampir lima tahun Opu nenek'ku beraktifitas dengan bantuan kursi roda pembelian dari Anaknya dan Orang tua'ku, sebab salah satu anaknya termasuk sukses di rantauan kalimantan timur tepatnya di daerah berau. Sejak itu dunianya hanya ada di dalam rumah saja sesekali dia menonton televisi tapi karna usianya yang tak muda lagi dia tak mampu berlama-lama di depan televisi. Opu nenek'ku lebih memilih tidur setelah sholat Isya dan bangun subuh untuk melaksanakan kewajibannya sebagai ummat Nabi Muhammad.SAW, Yang aku kagumi dari opu nenek'ku dalam kondisu seperti itu dia masih memberi waktu buat Allah.SWT, sholat lima waktu tak pernah ia lalaikan walaupun terkadang karna pikun dia terlalu cepat dari waktu sholat di daerahku. Kadang aku perhatikan saat Opu nenek'ku mengambil air wudhu untuk mensucikan diri sebelum menghadap Allah.SWT, penciptanya. Dengan kemampuan sebelah badannya sambil ngesot memberikan tekanan pada tangannya agar sebagian pantatnya mampu melewati pintu kamar mandinya tapi terkadang jika kau melihatnya aku mengangkatnya masuk ke kamar mandi.


Allah.SWT maha adil Dia tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya jika, hambanya tak mampu memikulnya, jika Allah.SWT melihat hambanya tidak lagi mampu memikul cobaan yang Ia berikan maka di perintahkanlah malaikat maut utnuk mencabut nyawa hambanya tersebut. Aku kagum sama Opu nenek'ku walaupun cobaan seberat itu di berikan padanya dia tak pernah mengeluh kepada-Nya, dia tahu ini adalah cobaan buat dia dan akan ada akhir yang baik buat dia kelak.


Hingga akhirnya tanggal 8 februari 2012 sekitar jam 12:50, Opu nenekku menghembuskan napas yang terakhir, Allah.SWT telah memangil hambanya kehadirat-Nya. Opu Nenekku meninggal dalam keadaan tenag setelah satu hari satu malam sekarat, Kematian, Jodoh, rejeki itu di tanggan-Nya dan satu lagi bukti kebesaran-Nya telah diperlihatkannya di tengah keluargaku bahwah tak ada yang abadi harta ataupun anak tercinta tak akan menemani kita di sana tak akan mampu menghalangi sebuah kematian. Aku sesalkan aku tak berada disisimu Opu nenek saat engkau terakhir melihat dunia, menikmati oksigen ciptaan-Nya dan tak mampu menemanimu saat-saat terakhir. Semoga Arwahmu di terima disisi-Nya, semoga amal ibadah yang selama ini engkau lakukan dapat menyelamatkanmu, Opu nenekku aku disini mendoakan engkau semoga engkau diterima disisinya, dilapangkan kuburmu, diberi cahaya yang terang menderang di sana, dan bertemu dengan suami tercinta, selesai sudah tugasmu di dunia ini kami yang ada akan melanjutkan dan mengigat apa yang telah engkau petuahkan buat kami, terakhir Semoga engkau diterima disisnya ditempat di tempat yang paling indah, Amin Ya Rabbal Alamin.


Cucumu di rantau...
Jika Engkau mendengar...
Ku ingin engkau Tahu...
Aku ingin Ada disisimu...
Sebelum Malaikat Maut menjemputmu...
Sebelum Engkau bertemu dengan-Nya...
Sampaikan salamku kepada ayahku...
Katakan padanya aku rindu..
katakan padanya maaf aku belum bisa membahagiakannya...
sebelum Allah.SWT menjemputnya...
katakan pula padanya anakmu ini akan selalu mendoakannya...
kepada Nenek Abbaku...
mohon ampun padanya...
sampaikan juga salamku...
kepada kakek buyutku yang tak pernah aku bertemu dengannya...
Aku disini selalu mendoakan kalian semua..


RABBANA ATINA FIDDUNIA WAFIL AKHIRATI WAKINA ASSABANNAR...




Lulu Himawan





     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar