Blogger templates

Senin, 15 Oktober 2012

Mengenal Shutter Speed atau Kecepatan Rana

a.k.a Kecepatan Rana dalam bahasa indonesia . Shutter adalah semacam layer yang menutup sensor . Pada waktu kita men-jepret , Shutter ini akan terbuka selama bbrp waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa . Durasi pembukaan shutter inilah yang dikenal sebagai Shutter Speed . Logikanya , semakin lama shutter dibuka akan semakin banyak cahaya yang masuk . Dan sebaliknya semakin cepat shutter dibuka maka makin sedikit cahaya yang terekam .


Satuannya detik . Satuannya lebih mudah dipahami ketimbang satuan Aperture . Untuk mengurangi banyaknya cahaya yang masuk menjadi setengah sebelumnya (-1 stop ), waktu Shutter Speed tinggal di bagi 2 . Dan sebaliknya , untuk menambah cahaya menjadi 2x sebelumnya ( +1 stop ) tinggal di kalikan 2 . Pada kamera Nikon D50 , nilai Shutter Speed yang dapat digunakan pada kamera adalah 60 , 32 , 16 , 8 , 4 , 2 , 1s , 1/2 , 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64 , 1/125 , 1/250 , 1/500 , 1/1000 , 1/2000 , 1/4000 . 1/4000 . Range nilai Shutter Speed pada kamera tipe/merk lain kurang lebih sama . Pada beberapa kamera pro , kecepatannya bisa sampai 1/8000s . Cukup cepat untuk memotret peluru yang melesat !!



Slow Shutter Speed


Teknis dengan menggunakan shutter speed yang rendah ( nilai besar ) . Biasa digunakan pada kondisi kurang cahaya , shutter dibuka lebiiih lama agar kamera dapat mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yg kita inginkan . Jika kita memotret suatu scene dengan beberapa obyek yang bergerak , akan menghasilkan sebuah efek baru yang keren .


Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan efek “jalur cahaya” / lightrail . Lampu dari mobil2 yang berseliweran direkam dalam sensor .

Foto by ^sean, on Flickr

Foto by ^sean, on Flickr

Slow speed juga bisa menimbulkan kesan dinamis pada foto kita . Seperti pada foto air dibawah . Foto ini aga tricky karena diambil pada siang hari dimana masih banyak cahaya . Triknya adalah kita mengurangi cahaya yang masuk ke sensor dengan memasangkan sebuah atau beberapa (stack) filter ND ( Neutral Density ) . Filter ini akan mengurangi cahaya bberapa kali dari semula ( tergantung level filter ND ) sehingga kondisi banyak cahaya pun akan tampak seperti malam .

Foto by jurvetson, on Flickr

Foto by jurvetson, on Flickr

Atau yang lebih extreem dengan menggunakan mode BULB dimana shutter akan tetap dibuka selama kita menekan tombol shutter . Biasanya cuman ada di kamera DSLR ( beli beli hehehe ) . Di malam yang gelap sekalipun , kita tetap bisa menangkap momen yang ada ,seperti merekam lintasan bintang-bintang di langit.

Foto dibawah ini diambil dengan shutter speed = 16 menit .

Foto by stignygaard, on Flickr

Foto by stignygaard, on Flickr


Slow Shutter Speed dan Tripod
Tripod adalah suatu yg mutlak dibutuhkan jika kita ingin berexperimen dengan foto-foto slow speed . Alasannya karena kamera harus ditopang oleh obyek lain selama shutter terbuka . Jika tidak , maka foto yang dihasilkan akan blur karena kamera goyang geser kesana kemari . Manusia normal ga akan kuat berdiri diam memegangi kamera selama bbrp sec tanpa goyang . Kecuali ente manusia robot yang bisa meng-hibernate diri sendiri :p . Well , tidak harus tripod sih .. obyek lain seperti karung pasir juga bisa . Yang penting cukup solid untuk menahan kamera selama shutter terbuka . Okeh ?





High Shutter Speed
Ini teknik menghasilkan foto dengan kecepatan shutter yang tinggi (nilai rendah) . Kalau yang ini tidak perlu tripod . Cukup dipegang manual oleh kita dan foto yang dihasilkan dijamin tokcer . Teknik ini berguna untuk menangkap sebuah momen yang terjadi . Memberhentikannya tepat di posisi yang kita inginkan . Biasanya digunakan untuk sport , satwa .

Foto by Thomas Hawk, on Flickr

Foto by Thomas Hawk, on Flickr


Atau dengan menambahkan sensor suara kita bisa menangkap momen ketika balon meletus .
Foto by ttstam, on Flickr
Foto by ttstam, on Flickr


Normal Speed
hehehe ini mah karangan saya sendiri . Maksudnya speed shutter yang biasa digunakan sehari-hari . Di fotografi ada sebuah aturan yang menyatakan bahwa shutter speed ideal untuk menghasilkan gambar yang tajam (tidak blur) adalah minimal sama dengan panjang Fokal dari lensa yang kita gunakan . Misal , kita hendak memotret sebuah obyek dengan panjang Fokal 200mm maka shutter speed yang idealnya adalah 1/200sec . Untuk DSLR dengan crop factor 1,5x (Nikon) maka panjang fokalnya harus dikalikan 1,5 dulu..berarti minimal shutter speed adalah 1/300sec !! Setting shutter speed 1/300sec mudah didapatkan pada siang hari . Malam hari ? jangan harap .. Jadi pinter-pinter lah mencari sikon dan paham setting kamera agar kita mendapatkan shutter speed yang ideal . Itu aja sih intinya .. biar foto yg dihasilkan tidak blur ..
Eh foto blur tidak selalu jelek lho .. tajam juga tidak selalu bagus . Tergantung anda bos !! sang fotografernya . Jika kebetulan ada ingin meng-invoke sebuah “ketidakjelasan” lewat sebuah foto yg blur .. ya monggo !! asal penikmat foto juga mengerti maksud anda .. ya beres !! Itulah asyiknya fotografi.. UNLIMITED !!! . Tapi untuk kondisi normal kan biasanya orang prefer foto yang tajam dan tidak blur tho ? ya tho ?

Kaitan dengan Exposure
Seperti yang sudah saya ulas sebelumnya di Belajar Mengenar Aperture , exposure adalah kemampuan kamera untuk mengumpulkan cahaya yang masuk . Cahaya ini makanannya kamera .. Terlalu banyak foto yang dihasilkan akan terang benderang , terlalu dikit akan kegelapan . Pada umumnya , kita prefer yang tengah-tengah saja . Shutter Speed adalah salah satu dari 3 elemen penentu exposure . Lainnya adalah Aperture ( baca artikel sebelumnya ) dan ISO / ASA . Aperture dan ISO-pun juga bisa di atur dalam kamera , menentukan banyaknya cahaya yang masuk ke kamera .

Misal kita ingin menangkap momen sebuah artis rocker yang sedang manggung pada malam hari . Namanya rocker suka jingkrak-jingkrak , nah kita ingin menangkap ketika dia lagi jingkrak :) . Karena malam hari , kamera kekurangan cahaya untuk merekam momen itu .  Hemat saya , minimal speed 1/500sec lah .. Untuk mencapai speed sekian kita bisa merubah settingan 2 elemen lain yaitu Aperture dan ISO . Aperture , kita setting nilainya sekecil mungkin (bukaan besar) dan ISO sebesar mungkin . Berdoaaa dan bersyukur agar dapat speed yang kita inginkan . Jika tidak , cari sudut lain yg mungkin memberikan banyak cahaya lebih.. atau ganti kamera / lensa . Kameran / Lensa-lensa 
 
Sumber : http://tukangmoto.wordpress.com/ 

TEKNIK MENGGUNAKAN KAMERA DSLR

MENGGUNAKAN KAMERA DSLR


NIKON D90


Sekarang ini banyak sekali bertebaran kamera DSLR,banyak sekali penghobi fotografi yang baru belajar teknik fotografi,sama sih aq juga masih belajar,jadi kumpulin dari berbagai macam source yang ada,pengen share aj yang  aku taudi tambah info tambahan dari berbagai  media.sekalian belajr bareng.
Buat yang baru masuk dunia fotografi mungkin masih bingung dan awam dalam fotografi, berikut saya mau mencoba untuk menjelaskan dan memberi tutorial sederhana tentang dasar pemahaman kamera dan teknik dasar fotografi.
Mengenal fotografi dan kamera.
Fotograafi
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.
Kamera SLR
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.
Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).

Shutter Speed
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan

Aperture
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst…
Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).
Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat



Mode pada kamera DSLR
mode kameraSetiap kamera punya istilah masing – masing untuk pengaturan mode. Berikut dijelaskan untuk beberapa tipe kamera saja.

Pada kamera Nikon D90 terdapat 11 mode pemotretan (kebetulan punya sendiri)


M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
A= Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.
S= Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.
P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.
Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.[/spoiler]

Pada kamera Canon 350D terdapat 12 mode pemotretan:
Kalau ini saya sendiri kurang tau,saya copast dr berbagai sumber



A-DEP= Automatic Depth of Field
Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.
M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
Av= Aperture Value Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.
Tv= Time Value Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.
P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pada malam hari.
No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya
Pengaturan cahaya
Exposure
Setiap kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Sebelum menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada baiknya memperhatikan exposure meter terlebih dahulu.
Tampak pada gambar di atas bar yang mengindikasikan exposure. Apabila ingin menghasilkan foto dengan cahaya yang baik, letakan bar pada posisi tengah ( normal exposure ), namun apabila menghasilkan foto yang lebih terang, geser bar ke arah tanda + ( menjadi over exposure ), dan sebaliknya, untuk hasil foto yang lebih gelap geser bar ke arah – ( menjadi under exposure )

Setelah mengetahui sekilas tentang dasar fotografi, sekarang mari belajar teknik dasar fotografi.


1. Depth of Field a.k.a. DOF
Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.
Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground:



Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:



Contoh berikut menunjukan foto DOF panjang / dalam, dengan fokus pada foreground dan background.



Berikut contoh perbandingan hasil foto pada panjang fokal lensa dan diafragma yang berbeda:



2. Freeze

Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.

Berikut contoh foto freeze:



Pertanyaan yang sering dilontarkan:
frequently asked question
1. Mengapa foto yang dihasilkan gelap?
Jawab: Karena cahaya yang ada kurang memadai, sehingga foto menjadi under exposure. Coba untuk naikan ISO agar shutter speed dapat menjadi lebih cepat.
2. Mengapa masih tampak pergerakan / gambar yang dihasilkan buram?
Jawab: Bisa jadi karena shutter speed kurang cepat mengimbangi kecepatan objek, namun apabila buram bisa jadi juga karena fokus lensa tidak tepat jatuh pada objek
3. Movement
Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.

Berikut contoh foto movement:



Pertanyaan yang sering dilontarkan:
frequently asked question
1. Mengapa foto menjadi putih dan gambar tidak jelas?
Jawab: Cahaya pada saat pengambilan foto surplus, sehingga menjadi over exposure. Untuk mensiasatinya, perkecil bukaan lensa dengan menaikan aperture.
2. Mengapa foto menjadi buram semua?
Jawab: Karena kamera mengalami pergerakan pada saat shutter terbuka, sehingga gambar yang dihasilkan menjadi blur. Untuk menghindari hasil yang blur, gunakan tripod atau letakan kamera pada tempat yang statis dan stabil.[/spoiler][/spoiler]
4. Panning
Panning Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.

Contoh foto panning:



Cara foto panning:
Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.

Pertanyaan yang sering dilontarkan:
frequently asked question
1. Mengapa foto buram semua?
Jawab: Bisa jadi karena gerakan kamera tidak sesuai dengan gerakan objek. Cobalah percepat shutter speed dan coba untuk mengikuti gerakan objek seketat mungkin.
2. Mengapa foto fokus semua?
Jawab: Bisa jadi karena shutter speed terlalu cepat dan atau kamera kurang digerakan pada saat pemotretan

5. Bulb
Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.

Contoh foto bulb pada lalu lintas kota malam hari:


 Sumber : http://antslearning.wordpress.com/

Rabu, 10 Oktober 2012

Sedikit Cemas Banyak Rindunya.

Akhirnya malam tiba juga, malam yang kunantikan sejak awal, malam yang menjawab akhir kita inikah akhir yang kita ciptakan dan pagi tak'akan terisi lagi lonceng bertingkah sebagaimana mestinya membangunkan orang tanpa membagi sedikit asmara untuk memulai hari. Tidurlah malam terlalu malam, tidurlah pagi terlalu pagi (Payung Teduh-Lirik). 
Sebuah lagu yang sangat menyentuh baru saja aku nikmati vidio klipnya yang aku download melalui salah satu situs di internet, youtube pastinya website itu. Apasih yang tak bisa kita dapatkan melalui internet semuanya ada apa kalian sependapat dengan aku ataukah hanya saya yang berfikiran seperti itu.
Sedikit cemas banyak rindunya kulalui pagi hingga malam ini entah apa yang membuat aku merasa seperti ini aku juga bingung, malam hari menuju pagi sedikit cemas banyak rindunya itulah yang kurasa saat ini begitu banyak yang berubah 2 tahun terakhir ini di hidupku dari yang enak sampai yang pahit hehehehehe seperti makanan, aku angap hidup ini bagai makanan, ada yang enak ada juga yang tidak enak dan terkadang kedua rasa itu harus kita telan bersamaan bahkan kadang kita terpaksa untuk menelan yang pahit, bukankah yang pahit itu obat. Seperti itulah hidup jika kau mampu melewati yang pahit Insyah Allah ada nikmat di balik semua itu.
Tidur malam belum terlalu larut makan masih kenyang nonton tak ada acara yang bagus untuk memberikan sedikit pelajaran hidup yang ada mengajarkan hidup boros dan cinta yang lebay (Istilahnya sih begitu wkwkwkwkwkwk). Sholat malam mungkin dapat menghilangkan sedikit cemasku yang banyak rindu ini, bukankah jika serorang hamba sholat malam maka akan di angkat derajatnya, semoga akau salah satunya yang di angkat derajatnya. Amin Ya Rabbal Alamin....
Dan Pagi membangunkan'ku tanpa membagi sedikit cemas'ku semalam, berusaha menghindari orang-orang yang sombong dengan kekayaan yang mereka punya, orang-orang yang merasa menang jika bisa menipu sesama saudaranya ataukah orang-orang tertawa jika merasa menang atas sebuah perkara walaupun itu didapatkannya dengan cara licik hahahahahaha tertawa mereka dalam hati, tak meresakah mereka jika ada yang memperhatikan mereka atas segala tingkah laku mereka, seakan-akan mereka tidak akan mati atau mereka mungkin juga adalah dalah satu spesies yang tidak akan punah di bumi ini dan terus hidup sampai akhir zaman
Tapi kenyataannya cemas'ku belum juga hilang, atau mungkin ini bukan cemas, apa sih yang harus kita cemaskan bukankah hidup ini sudah di atur olehnya, suka, duka, rejeki, jodoh dan kematian sudah di tentukan jadi buat apa cemas.
saatnya tidur.... 

Selasa, 09 Oktober 2012

Arti Nomor Seri Canon DSLR


Ada banyak tipe kamera DSLR Canon. Tapi menentukan kamera yang tepat untuk tiap-tiap kebutuhan dan level pengguna seringkali membutuhkan kejelian dan pemahaman teknis. Secara umum, semua kamera DSLR Canon diberi kode angka, seperti 1000D, 50D, 650D, Mark 1, dan lain sebagainya. Angka-angka ini memberi petunjuk bagaimana memilih kamera yang tepat sesuai kebutuhan dan level pengguna. Pembagian angka-angka itu seperti ini:
3-4 Digit Angka : Contohnya Canon EOS 1000D, 350D, 300X, dan sebagainya. Kamera ini disebut Entry-Level, atau secara definitif dimaksudkan untuk orang yang ingin masuk dunia fotografi DSLR. Body kameranya lebih ringan karena terbuat dari plastik. Viewfinder-nya masih menggunakan pentamirror yang lebih minor kualitasnya dibanding pentaprism. Kamera-kamera entry level ini di Amerika Serikat disebut dengan istilah “Rebel”.
2 Digit Angka : Contohnya Canon EOS 50D, 40D, 60D, dan seterusnya. Kamera ini biasa disebut dengan istilah Advanced Amateur. Jadi, orang yang sudah terbiasa dengan dunia DSLR namun dianggap masih level menengah. Body-nya lebih kokoh karena terbuat dari magnesium alloy. Viewfinder-nya pun lebih jernih karena sudah mengadopsi pentaprisma.
1 Digit Angka : Contohnya Canon EOS 3, 5D, 5D Mark II, dan seterusnya. Kamera ini disebut dengan istilah High-End karena ditujukan untuk pengguna profesional. Sensor kamera sudah berjenis Full Frame sehingga memiliki daya jangkau yang lebih luas. Satu-satunya seri “1 digit angka” yang belum memakai Full Frame adalah seri 7D. Body kamera ini kokoh sehingga Anda dapat memotret puncak Gunung Bromo dalam suhu yang amat dingin. Tapi walaupun untuk penggunaan high-end, kamera ini malah tak dilengkapi dengan built-in flash.
Angka 1 : Contohnya EOS-1D Mark, EOS-1V, dan lain sebagainya. Kamera ini paling canggih dan tangguh di segala medan. Hanya profesional yang benar-benar menggantungkan hidupnya dari dunia fotografi yang sebaiknya membeli kamera ini karena harganya cukup fantastis (di atas Rp. 20 juta). Memiliki slot memory ganda dan sensor gambarnya besar, setara Full Frame dan APS-H. Bentuk kamera ini relatif lebih gendut karena dilengkapi dengan vertical grid berisi baterai tambahan.

*Inspirasi artikel di atas diambil dari buku ini.

Kamera DSLR Pemula Terbaik

belakangan ini dunia fotografi mengalami kemajuan yang pesat. Era digital yag semakin luas hingga ke lini dunia jejaring sosial juga turut serta mendukung kemajuan di dunia perfotografian. Beragam jenis kamera diciptakan untuk bermacam segmen pasar. Dari yang profesional hingga pemula.
Kamera DSLR pun menjadi trendster di kalangan pemula. Entah mereka yang ingin benar-benar masuk dunia perfotografian ataupun sekedar gaya hidup sampai ikut-ikutan semata. Namun bagi Anda yang bingung memilih kamera DSLR pemula/ DSLR entry level, di postingan kali ini saya akan membuat rekomendasi kamera DSLR pemula yang dilihat dari sisi fitur & harga.
OK let we go !

Disini saya akan membadingkan kamera DSLR entry level dari beragam merk, yaitu :
Nikon   : D3000, D3100, D3200, D5000 & D5100
Canon  : 1000d, 1100d, 500d, 550d & 600d
Sony     : a290, a390 & a500
Pentax :k-R & k-X

Review Singkat

Nikon D3000

Rp3.999.000 (dengan lensa 18-55mm kit)
Diperkenalkan 9 Juli 2009
Nikon D3000 lahir sebagai  suksesor kamera DSLR pemula Nikon sebelumnya, Nikon D60. Namun kamera ini memiliki banyak perubahan yang signifikan dari D60. Kamera ini beresolusi 10.2 MP dengan sensor APS-c berteknolgi CCD. Keunggulan kamera yang diperkenalkan tahun 2009 ini adalah memiliki 11 titik autofokus & layar 3″ TFT LCD.
angle photo of the Nikon D3000Sayangnya, seperti semua DSLR buata Nikon seri pemula, kamera ini tidak dilengkapi dengan motor di body. Otomatis kamera ini hanya bisa digunakan dengan lensa Nikon berlabel AF-s.
Kelebihan
  1. 10.2 MP CCD sensor
  2. 11 titik auto fokus
  3. ISO 100-3200
  4. 3″ TFT LCD
  5. Ukuran Ringkas (126 x 97 x 64 mm)
  6. User Friendly
Kekurangan
  1. LCD tapa feature Live Preview
  2. Tidak bisa merekam Video
  3. Body  Tanpa AF Motor (AF-s Lense only)
  4. ISO hanya 100-3200
  5. Tanpa feature Bracketing
Full review–> dpreview.com |

“User-friendly ergonomics, without sacrificing control”

Nikon D3100

Rp5.400.000 (dengan lensa 18-55mm kit)
Diperkenalkan 19 Agustus 2010
angle photo of the Nikon D3100
Dari namanya saja kita sudah tahu kalau kamera ini merupakan suksesor dari saudaranya, D3000. Begitu banyak perubahan revolusioner dari d3000, kamera ini juga merupakan DLSR terlaris buatan Nikon. Perbuahan Pixel menjadi 14.2 MegaPixel, APS-c dengan teknologi sensor CMOS membuat gambar yang didapatkan semakin berkualitas. Ditambah lagi dengan fasilitas perekam video nya yang mampu mencapai 1080p 24 fps.
Namun tidak ada perubahan berarti dar segi pemfokusan. Kamera ini tetap menggunakan 11 titik auto fokus. Nikon juga masih belum menyediakan fitur bracketing pada kamera yang diperkenalkan tahun 2010 ini.
Kelebihan
  1. 14.2 MP CMOS sensor
  2. 11 titik auto fokus
  3. ISO 100-12800
  4. sudah bisa Live Preview LCD screen 3″
  5. 1080p @ 24fps recording film
  6. Movie continuous focus
  7. User friendly with guide mode
  8. Ukuran ringkas & ringan (124x96x73 mm)
  9. Tersedia pilihan warna
Kekurangan
  1. Tanpa Focus motor di body (AF-s lense only)
  2. Tanpa fitur Bracketing
full review–> dpreview.com |
“There’s no doubt that the D3100 is one of the best entry-level SLRs available, offering very good image quality coupled with speedy operation and straightforward handling – at least for conventional eye-level use.”

Nikon D3200

US$ 699 (with 18-55mm kit lense)
Deperkenalkan 27 April 2012
Kamera pemula ini baru diliris tahun ini. Untuk ukuran pemula kamera ini begitu memukau. Selain sensor gambarnya yang sangat besar, 24 MP, hal ini menyamai Sony Nex 7, Alpha 77 & alpha 65. Wajar saja sensor di kamera ini memang buatan Sony. Fasilitas matering sudah ada di versi ini.
angle photo of the Nikon D3200
Selain itu ada juga wifi & gps opsional yang bisa memudahkan kita mentransfer gambar da melakukan geo taging. Seperti d3100 & canon 11ood, kamera ini juga memiliki warna merah dan warna lainnya selain warna hitam.
Dalam mengambil video kamera ini sanggup mengambil video full HD dengan kemampuan 1080p @ 30fps. Bahkan disediakan jack audio 3.5mm untuk microphone external seperti d5100.
Kelebihan :
  1. 24 MP CMOS APS-c
  2. 11 titik fokus
  3. ISO 100-12800
  4. 3″ LCD twister screen
  5. 1080p @ 30fps
  6. Geo taging wirh optional GPS
  7. Wifi connection
  8. Ringkas & Ringan
  9. Tersedia pilihan warna
Kekurangan :
  1. Belum ada fasilitas HDR
  2. Harga masih mahal
  3. No motor focus on body (Only AF-s lense)

Nikon D5000

Rp5.400.000 (dengan lensa 18-55mm Kit VR)
Diperkenalkan 14 April 2009
front photo of the Nikon D5000Selain seri pemula Nikon 4digit D3xxx, Nikon juga mempunyai seri pemula 4 digit lainya yaitu D5xxx. Seri D5xxx adalah versi kamera DSLR pemula diatas d3xxx. Untuk saat ini sudah ada versi d5000 dan d5100. Namun tetap saja, semua seri DSLR pemula nikon tidak dibekali motor di bodi nya.
Saya sendiri adalah pengguna d5000, hehehehe. Jadi mungkin agak lebih panjang menjelaskan segmen ini. Sebelum membeli kamera ini pilihan saya juga tertuju pada d3100 ataupun d5000, d5100 sudah ada waktu itu, namun harganya masih sangat tinggi. Namun setelah saya pikir-pikir d5000 memang kalah fitur dibanding d3100, namun saya mencari pertimbangan dari segi LCD. LCD d5000 swivel sedangkan d3100 fix. Lagi pula keduanya sama-sama tanpa motor, untuk itu saya pilih d5000 karena paket yang disediakan toko saya membeli kamera waktu itu jg pas dikantong tipis pelajar hehehehehe.
OK, back to topic. DSLR ini merupakan DSLR pertama Nikon yang menggunakan LCD yang bisa diputar. LCD nya bisa diputar 270 derajat, sangat memudahkan kita dalam mengambil angle gambar yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dari badan kita. Bisa merekam video hingga 720p @ 24fps.
Kelebihan :
  1. 12 MP CMOS
  2. 11 titik fokus
  3. ISO 200-6400
  4. Flip Out LCD 3″
  5. Rekam video meski sebatas 720p @ 24fps
  6. Wide dynamic range, 12,5 EV
  7. Body sedikit besar namun mantap digenggam
  8. Sceene mode beragam
Kekurangan :
  1. Rekam video sebatas 720p @ 24fps
  2. tanpa microphone eksternal
  3. Layar 2,7″
  4. Tanpa tombol khusus video recording
Full review–> dpreview.com
“Excellent degree of customization (reversible dial and meter ease transition from other systems)”

Nikon D5100

Rp7.400.000 (dengan lensa 18-55mm Kit VR)
Diperkenalka 5 April 2011
Sudah jelas dari namanya bahwa kamera ini adalah versi baru dari d5000. Menurut saya pribadi perubahan yang dilakukan Nikon di seri ini sangat total.back photo of the Nikon D5100
Mulai dari layar LCD flip out berukuran 3″, penambahan pixel menjadi 16.2 MP CMOS APS-c, fitur ISO 100 – 6400 dan masih banyak perubahan lainnya. Dari segi video kamera ini lebih mumpuni dengan kualitas 1080p @ 30fps & Microphone eksternal. Dari segi photo editing juga disediakan editing baru berupa HDR & Selective Color Effect.
Kelebihan :
  1. 16 MP CMOS
  2. 11 titik fokus
  3. ISO 100-25600
  4. 3″ LCD Flip Out 921.000 dots
  5. Cretive editing
  6. Sceene modem lebih banyak dari d5000
  7. Good color depth 23,5 bits
  8. Wide dynamic range 13 EV
  9. 1080p @ 30fps
  10. Great Image Quality 8.0
  11. External Microphone
  12. HDR & other photo editing effect
Kekurangan :
  1. No Motor focus on Body ( AF-s lense only)
  2. Ukuran cukup kecil
Full review–> dpreview.com |
“At low ISO settings, the D5100 is on a par with the best of the competition, but at the higher ISO settings, it produces some of the best image quality that we’ve ever seen from an APS-C camera.”


Canon EOS 500d

discontinue (459USD Body Only-eBay)
Diperkenalkan 25 Maret 2009
back photo of the Canon EOS 500DKamera yang diperkenalkan tahun 2009 ini dipersenjatai dengan layar 3″ & sensor 15 MP. Kamera ini juga dikenal dengan tipe Rebel T1i.
Kelebihan :
  1. 15 MP CMOS
  2. ISO 100-12800
  3. LCD 3″
  4. video recording
  5. Motor Focus di body
Kekurangan :
  1. Video recording sebatas 20fps
  2. titik focus hanya 9
  3. Tidak bisa manual focus
  4. Kualitas gambar rendah (63.0)
full review http://www.dpreview.com/reviews/canoneos500d/

Canon EOS 550d

US$899 (with 18-55mm Kit IS)
Diperkenalkan 8 Februari 2010
angle photo of the Canon EOS 550D
Kamera ini adalah penerus versi sebelumnya, 500d. Kamera ini dilengkapi dengan sensor CMOS berkekuatan 18 MP. Cukup besar diantara SLR entry level canon lainnya. Layar 3″ dengan jumlah dot sebanyak 1,040k sudah sangat mumpuni untuk menampilkan gambar yang ada. Ditambah dengan video recordingnya yang sudah mampu menghasilkan video 1080p @ 30fps.
Kelebihan :
  1. 18Mp CMOS
  2. ISO 100-12800
  3. Layar 3″
  4. Layar berkualitas
  5. video 1080p @ 30fps
  6. Microphone external
Kekurangan :
  1. hanya 9 titik autofocus
  2. Batere cukup boros (440 shots)
Belakangan ini dunia fotografi mengalami kemajuan yang pesat. Era digital yag semakin luas hingga ke lini dunia jejaring sosial juga turut serta mendukung kemajuan di dunia perfotografian. Beragam jenis kamera diciptakan untuk bermacam segmen pasar. Dari yang profesional hingga pemula.
Kamera DSLR pun menjadi trendster di kalangan pemula. Entah mereka yang ingin benar-benar masuk dunia perfotografian ataupun sekedar gaya hidup sampai ikut-ikutan semata. Namun bagi Anda yang bingung memilih kamera DSLR pemula/ DSLR entry level, di postingan kali ini saya akan membuat rekomendasi kamera DSLR pemula yang dilihat dari sisi fitur & harga.